Aku datang
kau hampiri
Kaki kanan kau dekap sembunyikan kelopak matamu yang berair...
Tak jua kau tengadah, hening dalam kesedihan...
Bidadariku tumpahkan selaksa emosi dalam celana jin kumalku yang mulai basah
Kau tetap tak bersuara...
Hatimu sekeras karang, wahai wanita kecilku yg lebih suka jagoan kartun
daripada seonggok boneka barbie
Kau wanita kecilku yang lebih suka Tentara daripada Balerina
Kau tetap tak bersuara
Kuharus bersimpuh agar bisa tatap air bening dari kelopak itu
dan sibakkan tirai hatinya yang ungu,
Kau hanya menggeleng dan sentuhkan jemarimu didadaku
Kau...Ayahku, jangan lama2 sirna dari hadapku,
Jangan membalikkan punggungmu agar kutau Ayah rindu aku...
Rasa Rindu Sempurna
Hanya Aku yang punya...
Dia kembali diam
Rindu ini memang telah kutitipkan kemana2
Pada harta
pada kerja
pada mereka...
Pada jamil, Juragan warung Kopi
Pada Juki, becak yang sering mangkal di sebelah kali
Pada jajang, Udin sang teknisi
Pada orang yang tak boleh kucintai
(Dan, kukembali...
Pada pemilik Rasa Rindu yang hakiki )
Kenyataannya aku bukan apa-apa, Mahadahsyat terbentang di setitik noktah keberadaanku.. Dan dapatkan seonggok debu eksistensiku. Tak ada yang lain selain Aku.
Jumat, 23 April 2010
Rabu, 21 April 2010
Rinduku, Rindumu... Rindu siapa?
Musim hujan Medio April 2010
Bergelombang
Pekat hantarkan berjuta titik air
Sekedipan mata bisa runtuhkan dinding tanggul
Ohh...
Hadirnya hujan adalah niscaya
Hadirnya Cinta adalah fakta yang tak bisa direkayasa
Namun hadirnya Rindu begitu tiba-tiba
Selalu menggeliat ditiap detiknya...
Aku merindumu
Wangi diauramu berpendar sempurna
Wangi mawar dimatamu
Wangi melati ditelingamu
Wangi sedap malam di bibirmu
ketika merekah dalam bisikmu
Rindu ini cari bayangmu
Diantara dua kelopak
Terus berputar dalam belantara yang tak ada lampunya
Rindu ini memanggil namamu
Dimana kau sembunyikan wajahnya wahai Rindu...
Wajah Rindu
Tak ingin dia tenggelam di cakrawala
di tapal batas garis jingga
Hidupkan juga lewat cahaya Bulan
atau Bintang...
atau berisik malam
atau kelip kunang-kunang
atau lilin yang menari
agar cerah ketika kupandangi wajah rindunya...
Bergelombang
Pekat hantarkan berjuta titik air
Sekedipan mata bisa runtuhkan dinding tanggul
Ohh...
Hadirnya hujan adalah niscaya
Hadirnya Cinta adalah fakta yang tak bisa direkayasa
Namun hadirnya Rindu begitu tiba-tiba
Selalu menggeliat ditiap detiknya...
Aku merindumu
Wangi diauramu berpendar sempurna
Wangi mawar dimatamu
Wangi melati ditelingamu
Wangi sedap malam di bibirmu
ketika merekah dalam bisikmu
Rindu ini cari bayangmu
Diantara dua kelopak
Terus berputar dalam belantara yang tak ada lampunya
Rindu ini memanggil namamu
Dimana kau sembunyikan wajahnya wahai Rindu...
Wajah Rindu
Tak ingin dia tenggelam di cakrawala
di tapal batas garis jingga
Hidupkan juga lewat cahaya Bulan
atau Bintang...
atau berisik malam
atau kelip kunang-kunang
atau lilin yang menari
agar cerah ketika kupandangi wajah rindunya...
Minggu, 04 April 2010
April
April
Met Ultah...jarum tak bisa kembali, tak ada cerita berdetak mundur...countdown...tapi masa tetap melaju, sebuah relief perjalanan banyak terukir di memori, dan lama kelamaan ciptakan kenangan...dan teruslah berlari, sebuah takdir akan menyongsong...dan keniscayaan hari telah bawamu tetap ceria....selalu sukses...be cool...be happy...
Met Ultah...jarum tak bisa kembali, tak ada cerita berdetak mundur...countdown...tapi masa tetap melaju, sebuah relief perjalanan banyak terukir di memori, dan lama kelamaan ciptakan kenangan...dan teruslah berlari, sebuah takdir akan menyongsong...dan keniscayaan hari telah bawamu tetap ceria....selalu sukses...be cool...be happy...
Langganan:
Postingan (Atom)