Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 28 September 2010

Dee

Wajah itu begitu dekat...
Wajah itu begitu memikat
Dan
Aku Hampa...
ketika tak jua kudapat melihat

Dan
kupernah henyak dalam mimpi tercekat
ketika kuberani menatap erat
Kukatakan kucinta dalam bahasa tersirat

Senin, 19 Juli 2010

Kuingin, Bukan Sebuah Keinginan

31 January

Kuresapi wangimu menusuk hidungku
kurasakan hangatmu menyentuh kulitku
kusapa sinar matamu dengan senyuman penuh harap
Wahai ‎​​‎​pagi...
Datanglah mengganti malamku

Biar kurasakan...
Hadirmu datang membawa hangat ragaku
Sentuhanmu membangkitkan gairah Jiwaku
Membakar sukma hingga melayang jauh
Kuingin bukan hanya sebuah keinginan

Rasakan cinta yang menyatu dalam satu pijakan
Hingga lelah tak ku rasakan
Dan sang waktu yang mampu menghentikannya

Ohhh waktu...
Jangan biarkan semuanya hilang
Karna..
Kuingin bukan hanya sebuah keinginan

Selasa, 13 Juli 2010

...Dimana Rasa Rindu ini kutambatkan?...

Kadang tak percaya cinta
rasanya hanya begitu2 saja...
Kau datang, aq ada.. lantas berdua

Kita berbeda, lantas tak bersuara
dan antara kita paksakan sebuah agenda
agar semua seperti tak terjadi apa-apa

Kadang tak percaya setia
rasa hati yg selalu ingin mendua,
mustahil jika dia juga tak merasakannya

Kita berbeda, lantas dia ada
dan antara kita paksakan sebuah berita
agar kita percaya bahwa mendua adalah hal yang tercela

Lalu dimana posisi meRINDUnya?

Menggeliatlah
tanpa harus menggelepar
Dalamnya hati yang kukeruk untuk definisikan arti itu
Tak jua dapat kurangkai
dalam berjuta kata, bahkan artinya jadi sebuah MATA PENA,
yang sama sekali tak dapat alirkan tinta maknanya
Dan dalam terbata-bata,
Kuingin memandangnya dalam jarak pandang mata
Bagaikan memindahkan terbitnya mentari
Dan menjadi kesia-siaan yang melelahkan

Jika DIA ciptakan rindu
Jika DIA ciptakan cinta
Jika DIA ciptakan setia

Aku adalah orang perkasa yg tak ditakdirkan tuk miliki semua
DIA memang memilihku karena aq terlalu kuat
untuk terjerembab hanya sebab tak jelas...
Tak ingin lagi definisikan maknanya
Karena tak tau dimana rasa rindu ini akan kutambatkan

(Tak jua kau tau jika rindu ini harus bertemu, dan selalu berpaling
jika kata2 yg aku lontarkan memaksamu tuk menjawabnya)

...( Jika Cinta bukan Aku, tapi Aku punya Cinta )...

Apa kabar Aku?
masihkah Ia lelah?
masihkah Ia sosok?
masihkah ia Wali?

Yang anggap Hati
adalah cermin
Yang anggap Iman
adalah Kristal
Yang anggap Cinta
adalah sebuah cawan?
Selalu tumpah menampung, merembes ke kisi-kisi
lumutkan ujung meja jika begitu rapuh tuk hanya sekedar mendamba...

Apa kabar Hati?
Masihkah ia embun?
Merunduk tawadhu di pucuk2 daun..

Apa kabar Cinta?
Masihkah ia karang?
Berdiri tegar menghadapi gelombang ujian...

Apa kabar Iman?
Masihkah ia bintang terang benderang menerangi kehidupan
Yang sertai langkah terseok, gapai terengah-engah endus kegetiran pagi

Apa kabar Hidup?
Inilah Aku, inilah hatiku, inilah cintaku, inilah imanku
Jika ini belum cukup tuk Membeli rasamu,
maka yang kau cari bukan Aq,



Wit, Bandung
Kurniawan Andalas Barus

Senin, 12 Juli 2010

Mak



Mak,
Jauh sebelum hari ini
Tulisan ini sudah Aku tulis buatmu
Beribu tulisan Aku buat tuk gambarkan Cintamu
Sama banyaknya dengan tulisan keluh kesah tentang kekasih semu

Mak,
Dalam tercekat bibir ini, begitu sulit tuk ucapkan kumenyayangi
Sulit tuk berujar dalam suara lembut bahwa aku merindu
Kuhanya datang tanpa kata, mencium tangan keriputmu
Dan sekali hentakan kau ada dalam pelukanku, dalam gendonganku...
tubuhmu yang mungil sekarang mulai lemah diujung rambut yang beruban

Mak,
Kau pernah mintakan sesal kepadaku
Karena Kau tak bisa hadirkan dia dalam hidupku
karena Kau katakan aku akan ragu
dengan banyak kesulitan
dengan banyak hinaan
dengan banyak pelecehan
Karena Aku adalah lelaki, yang harus hidup sendiri
Yang memilih arah mata angin dengan intuisi

Doamu alirkan keheningan
menetes sejuk dalam tatapan itu
Sertaiku dalam pertempuran melawan hari
melawan mati
melawan hakiki
melawan hati
Dan aku sendiri,
menginjak dan padamkan bara api
membakar dan menghidupkan lagi sejati

Kuingin diujung harimu
pusaramu
adalah tempat aku
menunggu
tuk kumpulkan embun yang tercecer
Memandikan sukmaku dari dinginnya tanah kubur
dan Kembang yang rontok semerbak mewangi
selalu tumbuh dan hidup
dalam hatiku
dalam jiwaku
dalam hidupku
Karena Kau adalah Ibuku

Sampaikan juga salam buat Ayahku
Yang tak mau menunggu
Yang tak sempat bertemu

( Bukan cuma hari ini, tapi setiap hari..
Berhembusnya simpuh ini, pasti selalu sampai dikakimu )

Aku Adalah Mimpimu



Kau adalah nyata buatku
Tapi Aku adalah mimpi bagimu...

Akulah Sang Mimpi itu
Akulah yang menatap punggungmu ketika kau berlalu
hilang diantara pilar besar dibelakang siluet abu-abu
Sore itu...

Dan pagi ini, kau katakan mimpi indahmu
tentang rasa sayang...
Sayangmu padaku
dan itu layaknya layar yg harus kugulung, karena Cinta itu hanya mimpi
Aq tak ingin hadir lagi ditidurmu
Aq tak ingin lagi ganggu tidur lelapmu
Bangun....Bangunlah!!!

Akulah Sang mimpi itu
Yang mencumbu laraku

Kuberikan hatiku
untuk kau gores-gores, teriris
dan perih sampai darahnya mengering

Kuberikan Mataku
untuk kau tatap, kemudian kau tutup..
terjerembab karena jalan gelap itu

Kuberikan jiwaku
untuk kau lukai
dengan sebilah pedang... agar darahku bisa jadi penawar
sakit akibat goresannya

(Dan aq tetap jadi mimpimu)

Masihkah Aku berhak melihatmu dalam pelaminan kayu?

Menunggu TURANGGA, Petang 16 Mei 2010

Gubeng...
Stasiun itu, kakimu tertumbuk sekolom pilar
Entah pilar yang mana...

Tatapanmu menandakan Kau tahan sakit itu
Dan kutak tau apa yang ingin Kau katakan,
Saat Kau lepas tangan dari alas kakimu...kulihat sekilas,
Kuku itu berdarah, lebam sebagian dengan lajur coklat tua
Kutau itu perih...
Kutau itu pilu...

Menangislah anakku...
Menangislah seperti layaknya anak kecil...
Menangislah manja seperti Mereka...
Menangislah agar hatiku berdosa, lepas dari pengawasanku...
Menangislah agar Kau bisa meminta sesuatu untuk membayarnya...
Menangislah agar Aq juga meresapi lengkingmu...

Tapi Kau tidak
Tapi Kau enggan
Kau panggul tanganku diketiakmu
Ku tau itu agar Aq membopongmu, menggendongmu...
Kuingin lama...
Tapi seperti biasa Kau turun dan bertingkah seakan2 tak terjadi apa-apa...

Wahai Putri Kecil...
Kau boleh punya baju seperti Aku
Tapi Kau harus punya perhiasan seperti Ibumu

Kau boleh punya celana seperti Aku
Tapi Kau harus punya kelembutan seperti Ibumu

Tatapanmu sebening cahaya
Hatimu sedalam lautan
Fisikmu setegar karang
Suaramu selembut alunan harpa surgawi
Dibeningnya...ditegarnya...Ada Aku
Didalamnya hati...dilembutnya suara...Ada Ibumu

Wahai Putri Kecil...
Inilah dirimu
gambaranmu saat dewasa menjelang
Wanita...
Bening dalam berpikir
Tegas dalam bertindak
Lembut dalam bersikap
Tegar dalam berpendirian

Wahai Putri Kecil...
Doa-doa yg kulepas dalam semilir malam
bangunkan genta langit, hentikan roda-roda kayu yang terseok lindas tapak-tapak beku
Pekatnya adalah hitam
Ketika Aku tak sempat saksikan Kau beranjak
Terangnya adalah perak
Ketika semua terkulai dalam usia

(Dan tak bisa saksikan matamu menangis dalam pelaminan kayu)

Jumat, 23 April 2010

Dia Bidadari pemilik rindu yang Sempurna

Aku datang
kau hampiri

Kaki kanan kau dekap sembunyikan kelopak matamu yang berair...
Tak jua kau tengadah, hening dalam kesedihan...
Bidadariku tumpahkan selaksa emosi dalam celana jin kumalku yang mulai basah
Kau tetap tak bersuara...
Hatimu sekeras karang, wahai wanita kecilku yg lebih suka jagoan kartun
daripada seonggok boneka barbie
Kau wanita kecilku yang lebih suka Tentara daripada Balerina

Kau tetap tak bersuara
Kuharus bersimpuh agar bisa tatap air bening dari kelopak itu
dan sibakkan tirai hatinya yang ungu,
Kau hanya menggeleng dan sentuhkan jemarimu didadaku
Kau...Ayahku, jangan lama2 sirna dari hadapku,
Jangan membalikkan punggungmu agar kutau Ayah rindu aku...
Rasa Rindu Sempurna
Hanya Aku yang punya...

Dia kembali diam
Rindu ini memang telah kutitipkan kemana2
Pada harta
pada kerja
pada mereka...

Pada jamil, Juragan warung Kopi
Pada Juki, becak yang sering mangkal di sebelah kali
Pada jajang, Udin sang teknisi
Pada orang yang tak boleh kucintai

(Dan, kukembali...
Pada pemilik Rasa Rindu yang hakiki )

Rabu, 21 April 2010

Rinduku, Rindumu... Rindu siapa?

Musim hujan Medio April 2010

Bergelombang
Pekat hantarkan berjuta titik air
Sekedipan mata bisa runtuhkan dinding tanggul
Ohh...
Hadirnya hujan adalah niscaya
Hadirnya Cinta adalah fakta yang tak bisa direkayasa
Namun hadirnya Rindu begitu tiba-tiba
Selalu menggeliat ditiap detiknya...

Aku merindumu
Wangi diauramu berpendar sempurna
Wangi mawar dimatamu
Wangi melati ditelingamu
Wangi sedap malam di bibirmu
ketika merekah dalam bisikmu

Rindu ini cari bayangmu
Diantara dua kelopak
Terus berputar dalam belantara yang tak ada lampunya

Rindu ini memanggil namamu
Dimana kau sembunyikan wajahnya wahai Rindu...
Wajah Rindu
Tak ingin dia tenggelam di cakrawala
di tapal batas garis jingga
Hidupkan juga lewat cahaya Bulan
atau Bintang...
atau berisik malam
atau kelip kunang-kunang
atau lilin yang menari
agar cerah ketika kupandangi wajah rindunya...

Jumat, 18 Desember 2009

KAU ISTRI YANG KUPILIH

( Tak tau apa resiko dari pilihanku sendiri )
Dan inilah sebuah cinta
Yang sudah jadi bayang-bayang
Dalam perjalanan...

Minggu, 04 Oktober 2009

(Dalam kebingungan mengartikan arti sebuah perubahan)


Pagi

Siang

Malam

dan hari selalu berlari tinggalkan

Aku ada

kamu ada

Bahkan selalu ingin lihatmu

Jika

Aku harus membayar harga dari sebuah keindahan

dari mata, dan seluruh kesempurnaan yang Allah ciptakan untukku

maka

Allah…

Aku tak mampu membayarnya

Neo Oktober 2009

(Dalam kebingungan mengartikan arti sebuah perubahan)

..Refleksi sebuah Kasih Sayang yang gagal...( Catatan ini bukan untuk, dan bukan karena siapa-siapa )


Kemarin

ada masalah

sekarang ada masalah

besok akankah timbul masalah baru…

mendatanginya lewat dari garis pandang disudut mata

dia telah menangkap sosok itu akan hadir lagi,

kehatihatian telah hadirkan belenggu kuat yang bungkam semua.

kata2 yang dipersiapkan bagai angin yang berembun, hempaskan wajah dalam dingin tak berkesudahan

Aku ingin temukan tatap itu dalam berkas tajam

tapi yang aku temukan hanya tajamnya sorot mata yang tak ada isinya, yang entah tiba tiba lenyap dalam sekejap bagai bom waktu yang luluhlantakkan asa dari sebuah harapan…

hahaha…akupun rasanya gelisah, tapi aku telah sempat ucapkan bahwa coba saja hantarkan rasa lain selain kasih yang aku inginkan, maka aku akan menumpahkannya dalam satu kibasan

apa yang kau bawa hari itu telah jadikan aku sadari apa yang kau inginkan dari sedu sedan, hembusan nafas, wangi tubuh yang selalu kau hidangkan…kau tak inginkan apa apa dariku.

hihihi…dan kau tak mendapatkan apa apa

cahaya diujung lorong yang sedang aku tapaki,menjadi jalan yang saat ini kujalani dan ada sesuatu disana

ataukah seseorang?

tunggu…

sebentar lagi aku akan keluar dan melihatnya…

lorong ini hampir kulalui

Rabu, 25 Februari 2009

siluet

garangnya surya pagi ini,
tepiskan sisa hujan malam tadi
tanah yg mengeras patah2, tersaput air malam
dan memerah karna panas telah keringkan debu.

pagi ini, embun juga ikut
dan alirkan siluet
membentuk bayang samar,
dan wajahmu kudapat pagi ini dengan senyum
mengembang...
entah untuk siapa,
mungkinkah ada aku kini dihatimu?

( ketika kuraih, embun itu leleh dalam genggamanku )

Minggu, 22 Februari 2009

Ternyata masih hujan

Tanpa perasaan
Mendung tutupi mentari yang biasanya garang
Akankah akan mendung
besok, lusa sampai hengkang berguguran?

Tanpa perasaan
gerimis telah halangi tirai yang biasanya menggantung
di sudut kerling sorot itu

Tidak ada
yang sudah tidak biasa
ada yang sudah biasa
kini sudah tidak biasa
Mengikuti jalan yang luas akan hantarkan seseorang dalam tujuan hidupnya
hiruk pikuk yang tidak biasa akan menjadi biasa
Kau akan kembali nikmati kebiasaanya
yang tidak biasa biarkan menjadi biasa
dan ketidakbiasaan akan hilang
menjemput dirimu yang baru
yang menjadi baru
dihati yang baru

(saat ini mendung hampir sirna)
Mungkinkah yang akan kutemui nanti?

Minggu, 15 Februari 2009

Memang hanya ini, tapi itulah aku


Jika ada 2 atau 3 bidadari yang dekatiku,
maka bidadari yang aku cintai itu adalah kamu
karena kau lah yang pertama kali menggetarkan hatiku
mengguncangkan sukmaku
membahanakan dinding2 surga
karena cintamu.