Rabu, 21 April 2010

Rinduku, Rindumu... Rindu siapa?

Musim hujan Medio April 2010

Bergelombang
Pekat hantarkan berjuta titik air
Sekedipan mata bisa runtuhkan dinding tanggul
Ohh...
Hadirnya hujan adalah niscaya
Hadirnya Cinta adalah fakta yang tak bisa direkayasa
Namun hadirnya Rindu begitu tiba-tiba
Selalu menggeliat ditiap detiknya...

Aku merindumu
Wangi diauramu berpendar sempurna
Wangi mawar dimatamu
Wangi melati ditelingamu
Wangi sedap malam di bibirmu
ketika merekah dalam bisikmu

Rindu ini cari bayangmu
Diantara dua kelopak
Terus berputar dalam belantara yang tak ada lampunya

Rindu ini memanggil namamu
Dimana kau sembunyikan wajahnya wahai Rindu...
Wajah Rindu
Tak ingin dia tenggelam di cakrawala
di tapal batas garis jingga
Hidupkan juga lewat cahaya Bulan
atau Bintang...
atau berisik malam
atau kelip kunang-kunang
atau lilin yang menari
agar cerah ketika kupandangi wajah rindunya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar