Jumat, 23 April 2010

Dia Bidadari pemilik rindu yang Sempurna

Aku datang
kau hampiri

Kaki kanan kau dekap sembunyikan kelopak matamu yang berair...
Tak jua kau tengadah, hening dalam kesedihan...
Bidadariku tumpahkan selaksa emosi dalam celana jin kumalku yang mulai basah
Kau tetap tak bersuara...
Hatimu sekeras karang, wahai wanita kecilku yg lebih suka jagoan kartun
daripada seonggok boneka barbie
Kau wanita kecilku yang lebih suka Tentara daripada Balerina

Kau tetap tak bersuara
Kuharus bersimpuh agar bisa tatap air bening dari kelopak itu
dan sibakkan tirai hatinya yang ungu,
Kau hanya menggeleng dan sentuhkan jemarimu didadaku
Kau...Ayahku, jangan lama2 sirna dari hadapku,
Jangan membalikkan punggungmu agar kutau Ayah rindu aku...
Rasa Rindu Sempurna
Hanya Aku yang punya...

Dia kembali diam
Rindu ini memang telah kutitipkan kemana2
Pada harta
pada kerja
pada mereka...

Pada jamil, Juragan warung Kopi
Pada Juki, becak yang sering mangkal di sebelah kali
Pada jajang, Udin sang teknisi
Pada orang yang tak boleh kucintai

(Dan, kukembali...
Pada pemilik Rasa Rindu yang hakiki )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar