E P I S O D E
Dan...
Senja kedua tetap datang walau ku tak menunggu
Pertemuan yang kemarin hari ini jadi memoriku
Kau pun tak pernah tau kalau langkah-langkah itu
Kukumpulkan dengan terseok-seok
Susah payah kuluruskan memori yang terlanjur ringkih
Dalam bingkai yang hampir patah
Dan...
Sekarang kau minta aku tak berlalu,
Lantas mengapa aku harus temui tapak-tapak ini disini...
adakah ini sebuah sihir yang damparkan aq untuk kembali,
temui sorot iba yang telah porak porandakan beranda ini?
Ah...
Kau salah menilai
Sudut yang kau tau tentang cinta hanya lewat kisi-kisi jemari...
Lepaskan tanganmu dan lihat aq dengan hatimu....
(.........Aku takut, ini adalah kau pandang aku dengan hatimu
Gema suara yang patahkan tirai itu tak jua berlalu, bahkan hadirkan seutas benang merah tentang tersayatnya segumpal cinta.. Dinding ini sudah tak berbatas, tapi apa yang hendak dihapuskan lagi.. Sedang yang terserakpun tak bisa lagi bersuara.. Oh tak akan terucap lagi.. Dan Binasa dalam denguhan puing2 yg sekarat..)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar